Vamdrac Island
Chapter 2
Fyro dan Reiga bingung harus berbuat
apa. Ditepi pantai terlihat barang-barang dari penumpang kapal dan kepingan
kapal yang berserakan. Fyro mencoba melihat-lihat barang yang hanyut, mungkin
saja ada barang yang sangat mereka perlukan. Hingga akhirnya Fyro menemukan
sesuatu.
“Hei, Reiga! Lihat apa yang aku
temukan!” teriak Fyro dari tepi pantai.
“Apa yang kau temukan? Apakah barang
yang tak berguna?!! Tanya Reiga sambil mengejek.
“Disaat seperti ini bisa-bisanya kau
mengejek aku! Lihat ini! Aku menemukan sebuah peta!” Kata Fyro yang mencoba
menahan emosinya.
“Peta?!!” teriak Reiga dengan wajah
kebingungan.
“Ya, ini adalah sebuah peta. Aku yakin
pasti ini adalah peta pulau ini.” Kata Fyro dengan penjelasannya.
“Bagus kalau begitu. Oh iya,
ngomong-ngomong pulau apa ini? Kita tak pernah melihat dan mengunjungi pulau
ini, kan?” Kata Reiga dengan rasa penasaran.
“Di peta ini, dijelaskan bahwa pulau
ini bernama ‘Vamdrac Island’. Hm, seumur hidupku aku baru mendengar nama pulau
ini.” Tambahan dari Fyro.
“Ya tapi kita coba berjalan-jalan di
pulau ini dan mungkin ada penduduk yang tinggal di pulau ini yang bisa membantu
kita.” Ajak Reiga.
“Ya, itu ide yang bagus!” kata Fyro
dengan mantap.
Setelah mereka mendapatkan sebuah
peta, mereka langsung menulusuri pulau itu. Setelah sampai disebuah gerbang
yang jalan masuknya menuju ke hutan, mereka berdua berhenti dan mencoba
mengamati disekitar daerah gerbang masuk itu.
“Aneh, ditempat sesepi ini, ternyata
ada sebuah Gerbang yang cukup besar dan terlihat sudah tua namun masih berdiri
kokoh.” Kata Reiga yang bingung.
“Ya mungkin saja disini ada penduduk,
mereka sengaja membuat gerbang ini untuk pintu masuk kesebuah desa.” Kata Fyro
yang sebenarnya masih ragu dengan perkataannya.
“Hm, mungkin saja kata-katamu itu
benar.” Kata Reiga yang mencoba mempercayai perkataan Fyro.
Setelah mereka selesai
berbincang-bincang dan mengamati gerbang tadi, mereka berdua meneruskan
perjalanannya. Mereka mulai memasukki Gerbang itu. Tiba-tiba bulu kuduk mereka
merinding. Aura-aura kejahatan yang haus darah menyelimuti mereka berdua. Dan
suara-suara kelelawar disana sangat mengganggu telinga mereka. Dihutan itu
sangat gelap, meskipun masih sangat pagi. Anehnya, tiba-tiba suara gemeresak
dari semak-semak mengagetkan mereka. Suara itu semakin lama semakin keras.
Mereka mulai merinding lagi. Lalu sebuah bayangan sesuatu yang aneh mulai
tampak. Dari belakang, ada sebuah tangan yang membungkam mulut mereka berdua.
Tangan dengan jari yang berkuku tajam.
to be continue...
0 komentar:
Posting Komentar